Rabu, 23 Desember 2015

Malam 12 Rabi'ul Awwal Adalah Anugerah Dan Hikmah Terbesar Maulid Nabi

Malam 12 Rabi'ul  Awwal Adalah Anugerah Dan Hikmah Terbesar Maulid Nabi
Malam 12 Rabi'ul Awwal Umat Islam seluruh dunia merayakan hari kelahiran Rasulullah saw yang dalam tradisi kita sering disebut maulid/maulidan, merupakan amal kebajikan. Jika amal ini disetai dengan keihklasan dan niat yang lurus akan menjelma sebagai sebuah ibadah yang nilai pahalanya dijanjikan oleh Allah swt.Sebagai amal yang baik tentunya perayaan maulid harus bersih dari hal-hal yang berbau negative, buruk dan dosa.


Seperti tradisi yang telah berlaku di Nusantara ini maulidan biasa dilakukan secara bersama-sama dalam satu majlis. Biasanya dalam majlis tersebut akan dikumandangkan ayat al-Qur’an sebagai pembukaan lantas pembacaab maulid dhiba’, atau al-barzanji atau syaraful anam dan berbagai puji-pujian kepada Rasulullah saw yang lain.

Tidak hanya itu saja, malahan disebagian tempat ada ta’lim yang diisi oleh seorang muballigh yang berdawah menuturkan dan mengelu-elukan Rasulullah saw sebagai uswah hasanah.

Begitu mulianya Rasulullah saw, sehingga sebagian ulama menganggap malam kelahirannya tidak kalah mulianya dibandingkan dengan malam Laylatul Qadar.

Karena adanya malam Laylatul Qadar (sebagai malam diturunkannya al-Qur’an) disebabkan adanya kelahiran Rasulullah saw sebagai penerima wahyu al-Qur’an. Rasul yang dipercaya mengemban dan menyampaikan al-Qur’an kepada umat manusia di maya pada.
Demikian mulianya Rasulullah saw hingga dalam Hadits Qudsi diungkapkan:

قال الله تعالى لأدم لولا محمد ماخلقتك

Allah swt berkata kepada Nabi Adam as. Jika tidak karena Muhammad, Aku tidak ciptakan engkau wahai Adam. Dalam riwayat lain dikatakan, Allah berfirman dalam hadits qudsi: “jika tidak karena Muhammad, Aku tidak ciptakan alam semesta ini”.

Akan tetapi sangat disayangkan bahwa bulan maulid ini malah terkesan menjadi bulan saling menuduh dan membid’ahkan. Hanya karena berbeda pendapat mengenai hukum peringatan maulid. Padahal tidak demikian seharusnya.

Di bulan kelahiran Rasulullah saw ini, umat Islam harus sadar dan kembali merapatkan barisan, meningkatkan ketaqwaan dan merealisasikannya dalam realita kehidupan.
Sehingga menjadi nyata apa yang di firmankan oleh Allah swt bahwa Dia mengutus Rasulullah saw sebagai rahmat bagi semesta alam. wa ma arsalnaka illa rahmatan lil alamin.

Rahmat yang sudah sepatutnya kita syukuri dengan cara memperbanyak baca shalawat dan menyenangkan kaum fakir miskin dengan bersedekah. Bahkan keberadaan rahmat itu mewajibkan kita selaku umat untuk menyambutnya dengan gembira, Allah SWT berfirman: "Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira".
Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari pada apa yang merek kumpulkan. (Yunus: 58).

*Apakah yang dimaksud dengan rahmat dalam ayat di atas? Apakah bentuk rahmat itu? Para mufassir berbeda pendapat mengenai hal ini.

Namun dalam ulumul qur’an diterangkan bahwa menafsirkan ayat dengan ayat al-Qur’an yang lain merupakan bentuk penafsiran yang paling kuat. Karenanya as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsur menerangkan bahwa rahmat itu tiada lain adalah Rasulullah saw.

Hal ini senada dengan kutipan Ibnu Abbas:

وأحرج أبو الشيخ عن ابن عباس فى الأية قال: فضل الله العلم ورحمته محمد صلى الله عليه وسلم : قال الله )وما أرسلنك إلا رحمة للعالمين

(Bahwa yang dimaksudkan dengan karunia Allah swt adalah ilmu dan rahmat-Nya adalah Nabi Muahammad saw. Allah swt telah berfirman (Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam) (al-Anbiya: 107).
Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah saw memang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat bagi alam jagad raya. Maka kalimat selanjutnya dalam Surat Yunus di atas yang berbunyi ‘hendaklah mereka bergembira’, secara otomatis memerintahkan kepada umat muslim menyambut gembira atas rahmat tersebut.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perayaan Maulid adalah:

*Hal pertama yang harus ada dalam perayaan, sebagai bukti kegembiraan umat muslim atas kelahiran Rasulullah adalah membaca al-Qur’an. karena al-Qur’an adalah mukjizat Rasulullahsaw sekaligus pedoman hidup bagi umat muslim.

*Hal kedua yang tidak boleh terlewatkan adalah bercerita tentang kisah Rasulullah saw yang penuh keteladanan.
Teladan bagi pemuda, bagi pedagang, bagi seorang suami, bagi seorang pemimpin dan tidak juga bagi segenap umatnya.

Allahu A'lam.