Apa yang saya sampaikan di sini hanya sekelumit saja dari Kayfiyyah tersebut . Sebagai kadar minimal , saya rasa cukup .
Kayfiyyah membaca Simthud Durar diantaranya adalah :
- Dalam keadaan bersuci, baik badan , pakaian serta tempat.
- Menghadap kiblat jika memungkinkan.
- Membaca ratib Fatihah untuk para arwah sebelum mulai maulid , khususnya kepada shahibul Maulid yakni al Imam Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain al Habasyi .
- Pemimpin majlis membaca nadham pembuka : YA RABBI SHALLI ALA MUHAMMAD.
- Munsyid [ pembbaca qashidah atau nasyid ] Membaca Qashidah ASSALAMU ALAIK ZAINNAL AMBIYA , boleh di iringi dengan pukulan rebana.
- Pemimpin majlis membaca ayat-ayat mulai , INNA FFATAHHNA LLAKA FATHAN MUBINA …WAMA MUUHAMMMADUN ILLA ROSUL …terahir ditutup dengan ayat LAQAD JAAKUM ROSULUN …
- Pemimpin majlis mulai membaca Fasal pertama Maulid [ ALHAMDULILLAHIL QOWIYYI SUL THONNUUH ] dengan di dahului dengan Basmalah . Setiap kali selesai beberapa kalimat yang di baca , sesuai kontekh kalimat yang layak untuk waqaf [ berhenti membaca ] maka para hadirin menyahuti dengan shalawat :SHALLALLLOHU ALAIH … Contoh :
“ Ta’alaa mmajduhu wa’adhuma sya_nuh [ SHALLALLOHU ALAIH….] Kholaqol kholqo lihikmah * wathowa_ ‘alaiha ‘ilmah * wabasatho lahum min faidhil minnati ma_ jjarot bihi fi aqda_rihil qismah [ SHHALLALLOHU ALAIH… ] dan seterusnya . Jika selesai pembacaan sebuah fasal , maka hadirin bersama-sama membaca :
“ ALLAHUMMA SHOLLI WASALLIM ASHROFAS SHOLA_TU WAT TASLIM
ALA SAYYIDINA WANABIYYINA MUHAMMADINR ROUFUR ROHIM
ALLAHUMMA SHOLLI WASALLIM WABARIK ALAIH”
8 . Pemimpin majlis melanjutkan membaca Fasal kedua [ TAJALLAL HHAQQU …. ] sampai selesai . Namun pada bagihan kalimat : “ BIBISYAROTI LLAQAD JA_AKUM ROSULUM MIN ANFUSIKUM…” hendaknya hadirin tidak mengikuti bacaan pimpinan majlis , tetapi andai ingin mengiringi bacaan nya maka tunggu hinggga pada penggalan terahirnya ,yakni kalimat : “ ROUFUN ROHIM “ .
9 . Dilanjutkan membaca fasal ketiga [ WA ASY HADU ] , fasal keempat [ AMMA BA’DU ] . pada fasal keempat , di tiga kalimat terahirnya adalah do’a , sehingga hadirin sebaiiknya meng Amini .
WALA ALLO_H YANFA’U BIHIL MUTAKALLLIMA WAS SA_MI … [ amin .. ]
FAYAD HKULA_NI FI SAYAFA_ATI HA_DHAN NABIYYIS Sya_fi …. [ amin .. ]
WAYATAROW WAHA_NI BIROHI DHA_LIKANN NA’IM .. [ amin .. ]
10. Membaca fasal ke lima [ WAQAD A_NA LIL QOLAMI ..] dan sesudahnya Munsyid boleh melantunkan Qashidahnya . Dianjurkan , yangg membaca mulai fasal pertama hingga yang ke lima adalah satu orang yang sama [ pemimpin majlis ] , baru sesudahnya setiaap fasal dii baca bergantian satu orang demi satu orang yang lain .
11 . Membaca Fasal ke enam [WAMUN DHU … ] dialnjutkan fasal kke tujuh [ WAHI_NA QORUBA..] Fasal ini adalah fasal dimana nanti akan mahallul Qiyaam. Namun perlu diperhatikan detail bacaannya , yakni pada kalimat ke empat [ WA ALSINATUL MALLAIKATI , BIIT TABSYI_RI LIL ‘A__LAMINA TA’IJ ] para hadirin bbersaa-sama membaca :
“ subahanalllooh wal hamdulillah , wala ilaha illal lohu wallo hu akbar 3 X walaa haula walla_ quwwata illa_ billa_hil ‘aliyyyil adhim… 1 X
Da pada baris ketiga ada kalimah berbunyyi : HURIL A‘IEN … yang tepat adalah HURIL ‘IEN …
12 .Berdiri , mahallul Qiyam dengan membaca qashidah ASYYRAQAL KAUNUB TIHA_JA…boleh di iringi dengan pukulan rebana . Selesai mahallul qiyam , semua duduk kembali , dan Munsyid membca qashidah yg munasabah dengan majlis , dan tanpa iringan rebana .
Jika dibutuhkan , sesudah Munsyid selesai membaca qashidahnya seseorang dapat berdiri dan menyampaikan tausiyyyah , nasehat serta mauuidhotil Hasanah , barang 30 menit – satu jam .
13 . Sesudah Tausiyyah dilanjutkan membaca Fasal kedelapan [ WAHI_NA BAROZA ] …Ini adalah fasal yang khusus meneranggkan detik-detik kelahiran Nabi SAW , maka setiap pembacaan Simthud Durar , fasal ini jangan sampai tidak di baca . Jika tidak membacanya ,, maka sama halnnya dia tidak membaca kisah Maulid beliau .
14 . Meneruskan membaca fasal- fasal selanjutnya hingga fasal ke empat belas [ WALAQAD TASHOFA …] Oleh beberapa orang secara bergantian .Namun ada beberapa detail yang perlu di cermati , diantaranya :
Pada fasal ke sepuluh [ FANA SYA A..] di kalimat ke tujuh “ FAMA NAFATSA ‘ALA _ MARI_DHIN ILLA SYAFA_HUL LOH , hendaklah membuka kedua telapak tangannya dan meniupnya ,lalu mengusapkan telapak tangannya tersebut ke selluruh tubuh ataupun bagihan tubuh tertentu . Dengan niat tafa’ul ini , konon usapan tersebut dapat menyembuhkan penyakit yg tersimpan di dalam tubuh itu .
Pada fasal ke duabelas , [ WAMINAS SYAROFI..] di halaman 44 , baris ke empat dari atas , yakni kalimat ‘ BA’DA AN ATS_NA_ ‘ALA TILKAL HADH ROTI BIT TAHIYYAT …’ ada dua wajah membacanya . Boleh dengan Rafa’ yaitu berbunyi “ bit ttahiyyatul mubaarokaatus shalawaatut thoyyiba_t”
Atau dengan Khafadh yaitu berbunyi “ bittahiyyyatiil muuba_roka_tis shalaaa_tit Thayyiba_ti “ Namun memilih Rafa’ adalah lebih pantas dan lebih afdhal di banding Khaffadh.
Pada fasal ke empat belas [ WALLAQOD ITTASHOFA…] pada halaman 56 yakni pada kalimat “ wa aqro as sala_m * ‘ala_ sayyidil ana_m “ maka para hadirin bersama-sama mengucap salam kepada Baginda Nabi SAW …
Assalamu alaika ayyuhan Nabiyyu warahmatulloo_hi waba_roka_tuh sebanyak 3 kali , dengan hati yang kkhusuk dan kepala tertunduk , membayangkan seakan-akan berdiri di depan pusara beliau di Madinah Al Munawwarah .
15 . Sesudah fasal ke empat belas ini , Munsyid dapat membaca Qashhidah dan dapat pula diiringgi dengan rebana . Sesudah selesai , maka pemimpin majlis membaca fasal terahir , fasal Doa .
16 . Sebelum membaca fasal do’a hendaknya di dahului dengan membaca shalawat terlebih dahulu ,sehingga seperti ini contohnya :
“ Bismillahir rohma_nir Rohim … Alllo_humma shalli ala_ sayyidina_ Muhammadin wa ‘ala_ alihi washah bihi_ ajma in. WALAMMA_ NADHOMAL FIKRU …dst.
Saat pada kalimat doa terahir , yakni WA AKHIRU DA’WAANA ANIL HAMDULILLAHI ROBBBIL ALAMIN … maka hendaknya di sambung do’a penutup yakni :
“ subha_na robbika robbil izzati amma_ yashifun , wa sala_mun alal mursali_n , wal hamdulilla_hi rabbil ‘a_lamin .
innal loha wamala_ ikatahu_ yushollu_na ‘alan Nabiy , ya_ ayyuhal ladhi_na a_manu_ shollu ‘alaihi wasallimu_ tasli_ma
Shollallohu alaika ya_ Ssayyidana_ Muhammad
Dakwa_hum fi_ha_ subha_nakallo_humma watakhiyyatuhum fiha_ sala_m , wa a_khiru da’ wa_hum anil Ham du lilla__hi robbil ‘a_lamin.
Kemudian mengucapkan salam kepada Baginda nabi SAW tiga kali :
“ Asshola_tu was Salla_mu alaika Ya_ sayyyidal Mursalin.
As shola_tu was sala_mu ‘alaika Ya_ Kho_taman Nabiyyin.
Aas Shola_tu was salla_mu ‘alaika , Ya_ man arsalahul loh rahmatan lil ‘A_lamin.”
Warodhiyalloo_hu Ta’a_la ‘an askha_bi Rosulilla__hi ajjma’in.
Amiiin …
Al Fatihah..
Kayfiyah di atas adalah kayfiyyah yang sedikit sempurna , dan dapat di amalkan dalam majlis – majlis yang memang sudah siap dengan majlis maulid yang durasinya panjang .
Namun jika majlis maulidnya terbentur keterbatasan waktu , maka dapat dipersingkat bacaannya. Dengan cara beberapa Fasal tidak dibaca , yakni fasal – fasal sesudah Fasal maulid WAHINA BAROZA… adapun fasal WAHINA BARAZA dan fasal-fasal sebelumnya maka jika masih ingin banyak mendapatkan rahasia Maulid simthud Durar , maka jangan tidak di baca .
Untuk lebih asyik , hendaklah mengamati kebiasaan majlis-majlis dalam membaca Simtud Dhhurar ini , sehingga akan terasa familier dengan penggalan-penggalan kalimat yang di letakkan waqaf [ berhenti] bacaannya sehinggga pada kata terahir , biasanya hadirin dapat menirukan bersama bacaan yang membaca , dan kemudian bersama-sama membaca ALLOHUMMA SHALLI ALAIHH..
Pada fasal do’a pun demikian , mana kata – kata yang di waqaf kan dan di tirukan lalu kemudian di sambung kata AAMIN…atau YA ALLAH …
Secara prinsip , sebenarnya Simthud Durar dapat di baca sambil apa saja . Dengan cara apa saja , bahkan seperti tata cara membaca sedikit fasal dan memperbanyak Shalawat serta Qashidahannya sebagaimana yang dipraktekkan oleh Al Habib Syeikh Bin Abdulqadir as Sagaf .
Namun, kayfiyyah di atas setidaknya itu yang di sarankan oleh para anak cucu muallif simthud Durar dan diyakini kayfiyyah tersebut lebih banyak akan memberikan asrar dan barakah majlis .