Kamis, 12 November 2015

Tata Cara Membaca Kitab Maulid Al Habsyi

Tata Cara Membaca Kitab Maulid Al Habsyi
Apa yang saya sampaikan di sini hanya sekelumit saja dari Kayfiyyah tersebut . Sebagai kadar minimal , saya rasa cukup . 
Kayfiyyah membaca Simthud Durar diantaranya adalah :


  1. Dalam keadaan bersuci,  baik badan , pakaian serta tempat.
  2. Menghadap kiblat jika memungkinkan.
  3. Membaca ratib Fatihah untuk para arwah sebelum mulai maulid , khususnya kepada shahibul Maulid yakni al Imam Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain al Habasyi .
  4. Pemimpin majlis membaca nadham pembuka : YA RABBI SHALLI ALA MUHAMMAD.
  5. Munsyid [ pembbaca qashidah atau nasyid ] Membaca Qashidah ASSALAMU ALAIK ZAINNAL AMBIYA , boleh di iringi dengan pukulan rebana.
  6. Pemimpin majlis membaca ayat-ayat mulai , INNA FFATAHHNA LLAKA FATHAN MUBINA …WAMA MUUHAMMMADUN ILLA ROSUL …terahir ditutup dengan ayat LAQAD JAAKUM ROSULUN …
  7. Pemimpin majlis mulai membaca Fasal pertama Maulid [ ALHAMDULILLAHIL QOWIYYI SUL THONNUUH ] dengan di dahului dengan Basmalah . Setiap kali selesai beberapa kalimat yang di baca , sesuai kontekh kalimat yang layak untuk waqaf [  berhenti membaca ] maka para hadirin menyahuti dengan shalawat :SHALLALLLOHU ALAIH … Contoh :

“ Ta’alaa mmajduhu wa’adhuma sya_nuh  [ SHALLALLOHU ALAIH….] Kholaqol kholqo lihikmah * wathowa_ ‘alaiha ‘ilmah * wabasatho lahum min faidhil minnati ma_ jjarot bihi fi aqda_rihil qismah [ SHHALLALLOHU ALAIH… ] dan seterusnya . Jika selesai pembacaan sebuah fasal , maka hadirin bersama-sama membaca :
“ ALLAHUMMA SHOLLI WASALLIM ASHROFAS SHOLA_TU WAT TASLIM
ALA SAYYIDINA WANABIYYINA MUHAMMADINR ROUFUR ROHIM
ALLAHUMMA SHOLLI WASALLIM WABARIK ALAIH”

8 .  Pemimpin majlis melanjutkan membaca Fasal kedua [ TAJALLAL HHAQQU …. ] sampai selesai . Namun pada bagihan kalimat : “ BIBISYAROTI LLAQAD JA_AKUM ROSULUM MIN ANFUSIKUM…” hendaknya hadirin tidak mengikuti bacaan pimpinan majlis , tetapi andai ingin mengiringi bacaan nya maka tunggu hinggga pada penggalan terahirnya ,yakni kalimat : “ ROUFUN ROHIM “ .

9 .  Dilanjutkan membaca fasal ketiga [ WA ASY HADU ] , fasal keempat [ AMMA BA’DU ] . pada fasal keempat , di tiga kalimat terahirnya adalah do’a , sehingga hadirin sebaiiknya meng Amini .
WALA ALLO_H YANFA’U BIHIL MUTAKALLLIMA WAS SA_MI …   [ amin .. ]
FAYAD HKULA_NI FI SAYAFA_ATI HA_DHAN NABIYYIS Sya_fi …. [ amin .. ]
WAYATAROW WAHA_NI  BIROHI DHA_LIKANN NA’IM .. [ amin .. ]

10.  Membaca fasal ke lima [ WAQAD A_NA LIL QOLAMI ..]  dan sesudahnya Munsyid boleh melantunkan Qashidahnya . Dianjurkan , yangg membaca mulai fasal pertama hingga yang ke lima adalah satu orang yang sama [ pemimpin majlis ] , baru sesudahnya setiaap fasal dii baca bergantian satu orang demi satu orang yang lain .

11 . Membaca Fasal  ke enam [WAMUN DHU … ] dialnjutkan fasal kke tujuh [ WAHI_NA QORUBA..] Fasal ini adalah fasal dimana nanti akan mahallul  Qiyaam. Namun perlu diperhatikan detail bacaannya , yakni pada kalimat ke empat [ WA ALSINATUL MALLAIKATI , BIIT TABSYI_RI LIL ‘A__LAMINA TA’IJ ]  para hadirin bbersaa-sama membaca :

“ subahanalllooh wal hamdulillah , wala ilaha illal lohu wallo hu akbar 3 X walaa haula walla_ quwwata illa_ billa_hil ‘aliyyyil adhim… 1 X

Da pada baris ketiga ada  kalimah berbunyyi :  HURIL A‘IEN … yang tepat adalah HURIL ‘IEN …

12 .Berdiri , mahallul Qiyam dengan membaca qashidah ASYYRAQAL KAUNUB TIHA_JA…boleh di iringi dengan pukulan rebana . Selesai mahallul qiyam , semua duduk kembali , dan Munsyid membca qashidah yg munasabah dengan majlis , dan tanpa iringan rebana .
Jika dibutuhkan , sesudah Munsyid selesai membaca qashidahnya seseorang dapat berdiri dan menyampaikan tausiyyyah , nasehat serta mauuidhotil Hasanah , barang 30 menit – satu jam .

13 .  Sesudah Tausiyyah dilanjutkan membaca Fasal kedelapan [ WAHI_NA BAROZA ] …Ini adalah fasal yang khusus meneranggkan detik-detik kelahiran Nabi SAW , maka setiap pembacaan Simthud Durar , fasal ini jangan sampai tidak di baca . Jika tidak membacanya ,, maka sama halnnya dia tidak membaca kisah Maulid beliau .  

14 . Meneruskan membaca fasal- fasal selanjutnya hingga fasal ke empat belas [ WALAQAD TASHOFA …] Oleh beberapa orang secara bergantian .Namun ada beberapa detail yang perlu di cermati , diantaranya :

Pada fasal ke sepuluh [ FANA SYA A..] di kalimat ke tujuh “ FAMA NAFATSA ‘ALA _ MARI_DHIN ILLA SYAFA_HUL LOH , hendaklah membuka kedua telapak tangannya dan meniupnya ,lalu mengusapkan telapak tangannya tersebut ke selluruh tubuh ataupun bagihan tubuh tertentu . Dengan niat tafa’ul ini , konon usapan tersebut dapat menyembuhkan penyakit yg tersimpan di dalam tubuh itu .

Pada fasal ke duabelas , [ WAMINAS SYAROFI..]  di halaman 44 , baris ke empat dari atas , yakni kalimat ‘ BA’DA AN ATS_NA_  ‘ALA TILKAL HADH ROTI BIT TAHIYYAT …’  ada dua wajah membacanya . Boleh dengan Rafa’ yaitu berbunyi “ bit ttahiyyatul mubaarokaatus shalawaatut thoyyiba_t”
Atau dengan Khafadh yaitu berbunyi  “ bittahiyyyatiil muuba_roka_tis shalaaa_tit Thayyiba_ti “ Namun memilih Rafa’  adalah lebih pantas dan lebih afdhal di banding Khaffadh.

Pada fasal ke empat belas  [ WALLAQOD ITTASHOFA…] pada halaman 56 yakni pada kalimat “ wa aqro as sala_m * ‘ala_ sayyidil ana_m “ maka para hadirin bersama-sama mengucap salam kepada Baginda Nabi SAW …

Assalamu alaika ayyuhan Nabiyyu warahmatulloo_hi waba_roka_tuh  sebanyak 3 kali , dengan hati yang kkhusuk dan kepala tertunduk , membayangkan seakan-akan berdiri di depan pusara beliau di Madinah Al Munawwarah .

15 . Sesudah fasal ke empat belas ini , Munsyid dapat membaca Qashhidah dan dapat pula diiringgi dengan rebana . Sesudah selesai , maka pemimpin majlis membaca fasal terahir , fasal Doa .

16 . Sebelum membaca fasal do’a hendaknya di dahului dengan membaca shalawat terlebih dahulu ,sehingga seperti ini contohnya :

“ Bismillahir rohma_nir Rohim … Alllo_humma shalli ala_ sayyidina_ Muhammadin wa ‘ala_ alihi washah bihi_ ajma in. WALAMMA_ NADHOMAL FIKRU …dst.
 Saat pada kalimat doa terahir , yakni  WA AKHIRU DA’WAANA ANIL HAMDULILLAHI ROBBBIL ALAMIN … maka hendaknya di sambung do’a penutup yakni :


“ subha_na robbika robbil izzati amma_ yashifun , wa sala_mun alal mursali_n  , wal hamdulilla_hi rabbil  ‘a_lamin .
innal loha wamala_ ikatahu_ yushollu_na ‘alan Nabiy , ya_ ayyuhal ladhi_na a_manu_  shollu ‘alaihi wasallimu_  tasli_ma

Shollallohu alaika ya_ Ssayyidana_ Muhammad

Dakwa_hum fi_ha_  subha_nakallo_humma watakhiyyatuhum fiha_ sala_m ,  wa a_khiru da’ wa_hum anil Ham du lilla__hi robbil ‘a_lamin.

Kemudian mengucapkan salam kepada Baginda nabi SAW tiga kali :

“ Asshola_tu was Salla_mu alaika Ya_ sayyyidal Mursalin.
As shola_tu was sala_mu  ‘alaika Ya_ Kho_taman Nabiyyin.
Aas Shola_tu was salla_mu ‘alaika , Ya_ man arsalahul loh rahmatan lil ‘A_lamin.”

Warodhiyalloo_hu Ta’a_la  ‘an askha_bi Rosulilla__hi ajjma’in.

Amiiin …
Al Fatihah..

Kayfiyah di atas adalah kayfiyyah yang sedikit sempurna , dan dapat di amalkan dalam majlis – majlis yang memang sudah siap dengan majlis maulid yang durasinya panjang .

Namun jika majlis maulidnya terbentur keterbatasan waktu , maka dapat dipersingkat bacaannya. Dengan cara beberapa Fasal tidak dibaca , yakni fasal – fasal sesudah Fasal maulid WAHINA BAROZA… adapun fasal WAHINA BARAZA dan fasal-fasal sebelumnya maka jika masih ingin banyak mendapatkan rahasia Maulid simthud Durar , maka jangan tidak di baca .

Untuk lebih asyik , hendaklah mengamati kebiasaan majlis-majlis dalam membaca Simtud Dhhurar ini , sehingga akan terasa familier dengan penggalan-penggalan kalimat yang di letakkan waqaf [ berhenti] bacaannya sehinggga pada kata terahir , biasanya hadirin dapat menirukan bersama bacaan yang membaca , dan kemudian bersama-sama membaca ALLOHUMMA SHALLI ALAIHH..

Pada fasal do’a pun demikian , mana kata – kata yang di waqaf kan dan di tirukan lalu kemudian di sambung kata AAMIN…atau YA ALLAH …

Secara prinsip , sebenarnya Simthud Durar dapat di baca sambil apa saja . Dengan cara apa saja , bahkan seperti tata cara membaca sedikit fasal  dan memperbanyak Shalawat serta Qashidahannya sebagaimana yang dipraktekkan oleh Al Habib Syeikh Bin Abdulqadir as Sagaf .

Namun, kayfiyyah di atas setidaknya itu yang di sarankan oleh para anak cucu muallif simthud Durar  dan diyakini kayfiyyah tersebut lebih banyak akan memberikan asrar dan barakah majlis .